Skip to content

nwom.net

Dunia Entertainment Pada Tahun 80an

  • Home
  • Privacy Policy
  • About
  • Contact

Category: Komedi 80-an

Fakta Warkop DKI yang Anda Tidak Ketahui

Posted on November 17, 2020 by Christine Evans

Ledakan film Warkop DKI Reborn di bioskop bulan ini membuat banyak orang kemudian mengingat kembali sepak terjang Warkop. Sejak memulai debutnya di layar lebar pada 1979, trio legendaris yang dibintangi oleh Dono-Kasino-Indro telah mencetak 34 film yang semuanya sukses. Warkop DKI menjadi salah satu jaminan box office pada era tersebut. Warkop DKI merupakan sebuah grup lawak yang pada awalnya dibentuk oleh Nanu, Rudy, Dono, Kasino dan juga Indro. Mereka yang awalnya pertama kali meraih kesuksesan lewat salah satu program di dalam radio Prambors. Program tersebut disebut ‘Obrolan Santai di Warung Kopi’.

Fakta Warkop DKI yang Anda Tidak Ketahui

Bagi masyarakat Indonesia sendiri, Warkop DKI adalah sebuah grup lawak yang begitu legendaris. Tidak hanya bagi generasi masanya saja, Warkop DKI ini juga sangat disukai oleh generasi sekarang. Menjadi yang terlaris bukan lagi sebuah prestasi, melainkan tradisi. Indro, personil Warkop yang tersisa, mengenang kebersamaan dengan dua karibnya tersebut.

Sebelum mereka menggunakan nama Warkop DKI, kelompok lawak tersebut dikenal dengan nama Warkop Prambors. Namun karena masalah royalti yang pada saat itu harus mereka bayar, akhirnya Dono, Kasino, dan Indro sepakat menggunakan nama DKI sebagai salah satu inisial nama mereka menggantikan nama Prambors. Tidak hanya itu saja masih ada beberapa fakta menarik lainnya tentang Warkop DKI yang telah kami rangkum di bawah ini.

Balada senapan M16

Dono dahulu adalah seorang wartawan, penulis, dan karikaturis yang tak bisa dianggap enteng. Salah satu karikatur buatan Dono yang selalu bikin gerah pemerintah diantaranya : sketsa orang berkebaya, memakai helm, dengan menggenggam senapan M16. Di sekitarnya, ada sekumpulan rakyat. Gambar tersebut konon bahkan membuat koran tempat Dono bekerja dianggap bermasalah dengan pemerintah.

Asisten begawan sosiologi

Dono adalah salah satu asisten Begawan Sosiologi, Prof. Dr. Selo Soemardjan. Ia ternyata salah satu asisten yang paling cerdas. Selo Sumardjan memiliki dua asisten terbaiknya, Dono dan Prof. Dr. Paulus Wirutomo. Ketika pada saat itu Dono ditawari beasiswa S-3, Dono menolak. “Kalau saya berangkat, berarti Warkop DKI akan bubar. Itu tidak adil untuk kalian,” ucap Dono pada saat itu kepada Kasino dan Indro. Maka ia mengorbankan salah satu mimpinya demi Warkop.

Sang Konseptor

“Kasino itu bossy,” seperti yang dikenang oleh Indro tapi ia juga diakui sebagai seorang konseptor yang membuat Warkop DKI mampu bertahan dan akhirnya berhasil melegenda. Dialah yang berhasil mencetuskan berbagai macam ide, setahun idealnya Warkop membintangi tidak lebih dari dua film. Kasino juga yang berhasil mengingatkan, lawakan Warkop lainnya sebaiknya tidak sok cerdas. Kalau orang Jawa bilang, Kasino itu salah satu sembada (layak membanggakan diri). Warkop dapat everlasting berkat gagasan Kasino. Dia pemimpin Warkop yang sebenarnya dan dialah juga founder disamping Rudi Badil dan juga Mas Nano.”

Seragam putih abu-abu

Dono pada saat itu menjadi personel Warkop pada tahun 1974. Indro menyusul dua tahun kemudian. Kala itu, ia yang masih duduk di kelas 3 SMA.

Kamar khusus

Dono dan juga Kasino adalah bapak sekaligus juga seorang kakak bagi Indro. Mereka yang memotivasi Indro untuk menyelesaikan kuliah dan juga agar cepat meraih gelar sarjana. Di lokasi syuting, Kasino yang juga kerap bertanya, jika Indro sedang ujian. Kemudian, Kasino akan meminta kru untuk menyiapkan kamar khusus, agar nantinya Indro punya privasi untuk dapat belajar. Kasino pula yang minta kepada sang sutradara, agar nantinya adegan yang dimainkan oleh indro tidak terlalu banyak, agar nantinya ia masih memiliki banyak waktu senggang untuk belajar.
Awal Manggung Dapet Honor Rp 20 Ribu

Sebelum menjadi sangat terkenal karena film-film dan juga sinetronnya di televisi yang dibintangi, Warkop DKI terlebih dahulu melakukan sebuah lawakan di panggung. Warkop pertama kali muncul juga di acara publik pada perpisahan SMA IX Jakarta yang pada saat itu diadakan di Hotel Indonesia. Saat itu mereka hanya mendapat honor yaitu berupa uang transport sebesar Rp 20 ribu. Uang tersebut pun pada akhirnya habis untuk mentraktir makan teman-teman mereka.

Mat Yuk!

Dono yang selalu dijuluki “Mat Yuk” karena dirinya yang paling tidak betah berlama-lama di sebuah tempat. Misalnya saja, saat Dono merasa suatu pemotretan dan wawancara tersebut terlalu lama, ia akan bilang, “Yuk!” Indro dan juga Kasino saling pandang dan kemudian bertanya, “Yuk ke mana?” Dono akan balik menjawab, “Pokoknya, yuk ke mana aja, yang penting selesai.”

Film Warkop paling laris

Film Warkop yang pada saat itu paling laris adalah Maju Kena Mundur Kena. Indro yang mengatakan, “Zaman dulu belum adanya sistem box office. Biasanya yang dihitung hanyalah jumlah penonton yang ada di Jakarta. Kabarnya, jika di Jakarta, Film Maju Kena Mundur Kena berhasil mengantongi laba bersih hingga 1,5 miliar rupiah dan juga meraih 600 ribu penonton. Sejumlah produser juga menduga, penonton Maju Kena Mundur Kena di seluruh Indonesia bahkan bisa mencapai 5 juta.”

Film Warkop paling Jelek

Ternyata film yang paling jelek Warkop adalah IQ Jongkok atau Setan Kredit. Namun, sejelek-jeleknya film Warkop tetap box office. IQ Jongkok di Jakarta sendiri berhasil merangkul 400 ribu penonton. Jika dijumlah jumlah penonton di seluruh Indonesia tentunya bisa sejuta.

Anak emas

Film pertama Warkop, yang berjudul Mana Tahaaan, disutradarai Nawi Ismail. Ia juga cukup dikenal “sadis” di lokasi syuting. Rata-rata pemain retake biasanya sampai adegan 20 kali. Indro satu kali juga langsung beres. Karenanya, ia yang sering dijuluki anak emas sutradara Nawi. Saking sering retaknya, pemain lain membuat sebuah kesepakatan tak tertulis: siapa pun yang kena satu makian Nawi maka berhak mendapat donasi 1.000 rupiah. Jika pada saat itu 20 kali dimaki Nawi, artinya mendapat 20 ribu rupiah per hari, jumlah yang cukup besar saat itu. Alhasil, pada saat itu penghasilan Indro paling sedikit.

Warkop yang Alami Perubahan Personil

Pada awalnya seperti yang sudah kita bahas di atas, Warkop DKI yang muncul di radio Prambors ini lebih dikenal dengan nama Warkop Prambors. Beranggota awal yaitu lima orang Nanu, Rudy, Dono, Kasino dan juga Indro, personel Warkop ini kemudian perlahan-lahan mengalami perubahan. Hal ini terjadi karena pada saat itu Warkop mulai melakukan sebuah lawakan panggung, Rudy tidak berani tampil karena dirinya demam panggung. Perubahan kembali terjadi ketika Nanu kemudian meninggal di tahun 1983 karena sebuah penyakit liver.

Dono Ternyata Seorang Aktivis

Di balik tingkah lakunya yang konyolnya ternyata Dono adalah sosok yang intelek. Pemilik nama asli yaitu Wahjoe Sardono ini ternyata adalah seorang aktivis politik yang kemudian pernah terlibat dalam peristiwa Reformasi 1998. Fakta ini dibeberkan juga dalam buku yang tulis oleh Rudy Badil dan Indro Warkop yaitu dengan judul ‘Warkop Main-Main Jadi Bukan Main’.

Demikian itulah beberapa fakta yang masih jarang diketahui orang-orang tentang Warkop DKI. Saat ini yang tersisa dari warkop DKI yang legendaris tersebut hanya Indro. Namun berbagai karya yang dihasilkan oleh Warkop DKI hingga hari ini masih di senangi. Beberapa film remake Warkop DKI pun masih mendapatkan antusias yang tinggi, salah satu bukti bahwa masyarakat Indonesia sangat rindu dengan Warkop DKI.

Posted in Komedi 80-anTagged Aktor 80'an, Film '80an, Komedi Tahun 80-an

Alasan Sinetron Si Doel Begitu Melekat di Hati

Posted on November 9, 2020 by Christine Evans

Sinetron Si Doel Anak Sekolahan yang dahulu menjadi salah satu sinetron yang paling wajib ditonton oleh anak-anak pada tahun 90an. Beberapa adegan yang ada di dalam sinetron tersebut bahkan sampai sekarang masih sangat melekat erat di dalam ingatan setiap penontonnya. Maka tidak heran jika sinetron yang tayang pada tahun 1994 ini, mendapat sebuah sambutan yang sangat luar biasa pada saat film tersebut kembali difilmkan tahun 2019 kemarin.

Rasa-rasanya kita semua masih belum bisa move on dengan berbagai kisah cinta Doel, Sarah, dan juga Zaenab dalam akhir sinetronnya yang juga masih mengantung, Juga kesederhanaan dari para karakter pendukung yang ada di dalamnya. Tidak hanya itu saja, setiap adegan yang ada di dalam sinetron ini justru membuat rindu, dan ingin kembali menonton sinetron tersebut.

Alasan Sinetron Si Doel Begitu Melekat di Hati

Kisah mengenai sosok Kasdullah alias si Doel, diceritakan sangat semangat menuntut ilmu untuk mendapatkan gelar Insinyur atau yang sering disebut keluarganya dengan tukang Insinyur. Dan keluarganya yang tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional di tengah arus modernisasi perkotaan. Tidak hanya Si Doel, beberapa karakter yang ada di keluarga Si Doel juga menjadi ikonik di dalam sinetron tersebut. Mereka adalah Sabeni alias Babe di perankan Benyamin Sueb, Lela alias Mak Nyak di perahan kan Aminah Cendrakasih, Atun atau Suti Karno, Mandra, Hans di perankan Adam Jagwani, dan Engkong Ali diperankan Pak Tile. Ada juga beberapa hal menarik lainnya yang juga sukses membuat sinetron ini terus melekat di dalam hati penontonnya di era 90an!

1. Sinetron Si Doel menghibur di tengah keterbatasan komedi saat itu

Si Doel Anak Sekolah menjadi salah satu sinetron yang paling ditunggu-tunggu oleh pemirsa pada saat itu, karena menceritakan tentang keunikan keluarga betawi yang tidak kalah lucu dari beberapa siaran-siaran komedi yang ada di tahun 90an. Saat itu siaran komedi masih sangat terbatas dengan penayangannya yang juga masih sedikit.

Apalagi pada saat itu komedian yang sekarang sudah sukses dan terkenal sedang merintis karirnya dan juga belum banyak dikenal oleh orang-orang. Sinetron Si Doel Anak Sekolahan berhasil mengambil hati penonton dengan penyajian dan juga gaya bahasa sehari-harinya yang sederhana, dari akting para pemain yang juga sangat natural. Terkesan apa adanya dengan memperlihatkan berbagai budaya betawi yang kental menjadikan sinetron tersebut sangat enak ditonton tanpa adanya batasan umur.

2. Karakter Si Doel yang pendiam

Di era 90an, tentunya drama-drama Korea belum lahir dan belum booming seperti sekarang. Kebanyakan para remaja dan para ibu-ibu di Indonesia pada saat itu menaruh hatinya pada beberapa idola yang menjadi pemain di dalam sinetron atau vokalis dari band terkenal pada zaman itu. Tidak terkecuali Karakter si Doel yang pada saat itu diperankan oleh Rano Karno.

Artis senior yang satu ini sudah memainkan beberapa film Indonesia yang terkenal, dan saat itu dan wajahnya semakin bersinar saat memerankan karakter si Doel. Karakter si Doel yang terkesan pendiam, pintar, sholeh, tentunya menjadi rebutan para cewek di sinetronnya tidak kalah pesonanya seperti drama Korea saat ini. Pesona dengan karakter yang kuat justru tidak hilang pada saat dirinya memerankan kembali tokoh si Doel di dalam film terbarunya.

3. Kisah cinta segitiga yang memang hits di era 90an

Siapa yang pada saat itu tidak tahu tentang lagu Band Cokelat yang berjudul cinta segitiga. Saat ini mendengarkan lagu tersebut pastinya akan mengingatkan kita pada era 90an, dimana pada saat itu kisah cinta segitiga sedang heboh-hebohnya diperbincangkan karena masih terkesan sangat menarik. Tidak kalah dengan lagu, sinetron Si Doel Anak Sekolahan pun justru menyajikan sebuah jalan cerita yang membuat pemirsa merasa penasaran dengan akhir dari kisah cinta segitiga antara si Doel, Sarah, dan juga Zaenab.

Meski di dalam keseluruhan cerita lebih dibumbui oleh cerita dari keluarga betawi yang penuh canda, namun jalan cerita cinta di dalamnya justru menjadi sebuah adegan yang paling menarik dan juga ditunggu-tunggu oleh penontonnya. Drama percintaan antara Doel, Sarah, dan Zaenab terkesan sangat ringan dengan alur cerita yang tidak terlalu mendominasi di dalamnya. Melainkan menjadi sebuah selingan dari keseluruhan cerita dengan adegan-adegan lain yang tidak kalah menarik.

4. Tampilan sederhana dan akting natural pemain-pemainnya

Pemain-pemain yang ada di dalam sinetron Si Doel Anak Sekolahan patut diacungi jempol. Karena kesederhanaan dan juga pembawaan yang sangat natural dari setiap karakter yang ikut memainkan sinetron tersebut. Tidak ada kesan yang seakan dibuat-buat dan penuh dengan drama.

Setiap alur cerita mengalir seperti apa adanya, seakan-akan penonton memang sedang diajak masuk ke dalam sebuah cerita. Tidak berlebihan memang, karena sinetron ini pada saat itu mampu bertahan sampai dua dekade dengan pengulangan tayangan yang tidak pernah bosan untuk ditonton.

5. Adegan-adegan konyol di setiap adegannya

Adakah adegan di dalam sinetron ini yang paling lucu dan membuat anda teringat terus dengan sinetron Si Doel Anak Sekolahan? Bahkan beberapa adegan jutsu menjadi meme di media sosial sekarang ini, seperti adegan atun yang kejepit Tanjidor. Dan juga beberapa adegan-adegan lucu lainnya seperti Mandra yang selalu marah-marah dan juga bersitegang dengan Mas Karyo. Bahkan setiap karakter yang ikut memainkan sinetron tersebut mendapat tempat tersendiri di dalam hati penontonnya.

6. Soundtrack lagu Si Doel yang memberi kesan kuat

Aduh, sialan, si si Doel anak Betawi asli. Kerjaannye, sembahyang mengaji. Tapi jangan, bikin die, sakit hati. Di diberi sekali, huh! Orang bisa mati! Penggalan dari lagu tersebut menjadi salah satu hits di era 90an, dengan sinetronnya yang tayang setiap hari menjadi sebuah hiburan tersendiri bagi pemirsa Indonesia. Lagu sederhana yang dikemas dengan ringan tersebut ternyata mampu mengingatkan para penontonnya pada adegan-adegan di dalam sinetron tersebut yang tidak terlupakan dan menjadi soundtrack sinetron yang paling kuat melekat di dalam hati anak-anak 90an.

7. Sarah dan Zaenab memiliki karakter yang berlawanan dan mewakili status sosial berbeda

Cornelia Agatha dan juga Maudy Koesnaedi menjadi kedua pemain pendukung wanita yang memerankan tokoh Sarah dan juga Zaenab yang cukup ikonik. Karena menjadi dasar drama percintaan mereka dengan si Doel. Meski mereka sama-sama bermain sebagai tokoh protagonis, namun perbedaan dari karakter dan juga status sosial diantara keduanya menjadikan dua tokoh tersebut bagaikan langit dan bumi. Sarah yang cukup berani, modern, kaya, dan juga memiliki karir yang sangat cemerlang berbeda jauh dengan karakter dari Zaenab yang sederhana, pemalu, sopan, dan juga seorang anak kampung.

Dari segi penampilan mereka juga sangat begitu kontras. Pada adegan di luar rumah, biasanya Sarah selalu memoleskan lipstik merahnya dengan menggunakan tampilan modisnya yang menunjukkan sebuah kemapanan di dalam hidupnya. Hal ini tentunya berbanding jauh dengan riasan tipis dan juga wajah ayu dari Zaenab yang terkesan amat sederhana seperti layaknya seorang gadis kampung biasa. Meski begitu keduanya sama-sama layak untuk bersaing mendapatkan cinta dari si Doel.

Demikian itulah beberapa fakta menarik tentang sinetron si Doel Anak Sekolahan, sinetron yang menjadi tayangan tidak terlupakan sepanjang masa. Dengan cerita di dalamnya yang sangat sederhana namun sarat akan nilai keluarga, pembawaan karakter dari para pemainnya yang natural menjadikan sinetron ini berhasil mengambil hati setiap penontonnya,

Posted in Komedi 80-anTagged Aktris '80an, Film '80an, Komedi Tahun 80-an

Film Komedi Indonesia Era 80-90an yang Lucunya Abadi

Posted on July 1, 2020July 1, 2020 by Christine Evans

Sejak dahulu film adalah salah satu sarana hiburan bukan hanya untuk masyarakat dunia tetapi termasuk juga masyarakat indonesia. Di tanah air sendiri, dunia perfilman memiliki sejarah yang cukup panjang, dan dahulu sendiri sempat menjadi salah satu hal yang sangat merajai pada tahun 1980. Ketika saat ini film-film buatan indonesia merajai bioskop lokal. Banyak film-film terkenal yang lahir pada deret tersebut seperti Catatan si Boy, film Blok M dan masih banyak film-film yang cukup hits saat itu. Banyak juga saat itu muncul bintang-bintang muda seperti Meriam Bellina, Nike Ardilla, Desy Ratnasari, Paramitha Rusady dan masih banyak bintang-bintang lainnya. Namun dilansir dari sebuat situs brilio.net industri perfilam indonesia sendiri sebenarnya sudah ada sejak tahun 1926. Akan tetapi baru di tanggal 30 Maret 1962 ditetapkan sebagai Hari Perfilman Nasional. Selama perkembangan perfilman indonesia banyak sekali mengalami perkembangan baik dengan semakin banyaknya genre dan juga ide film yang baru. Berbicara tentang  genre film, untuk genre film komedi memang pada sejak era 1970 an sampai 1990 banyak bermunculan. Artis yang muncul di dunia perfilman komedi di indonesia bisa dibilang adalah orang yang itu-itu saja, seperti warkop DKI ada Dono,Kasino,Indro lalu Benyamin sueb dan masih banyak lainnya. Tapi apakah anda tahu film-film apa saja yang pada tahun itu yang dianggap film-film komedi paling lucu dan juga paling laris?.

Film Komedi Paling Lucu di Tahun 80an

Nah, dalam artikel ini akan dibahas beberapa film-film komedi yang terkenal di tahun 80an. Bisa juga film-film ini anda jadikan referensi jika anda ingin menonton film komedi lama yang pastinya tetap lucu walaupun di tonton saat ini. Berikut ini adalah deretan film komedi indonesia yang lucunya abadi.

Mana Tahaaan (1979)

Film komedi legendaris yang bahkan masih sering di putar di tv hingga sekarang ini merupakan film Warkop DKI yang di produksi tahun 1979. Film ini disutradarai oleh Nawi Ismail dibintangi juga oleh Elvy Sukaesih, Kusno Sudjarwadi dan Rahayu Efendi. Film ini sendiri menceritakan slamet (Dono) dan juga Paijo (Indro) yang saat itu sedang menaiki kereta untuk berkuliah di Jakarta dari kampung mereka yaitu Purbalingga. Pada akjrinya mereka tinggal di sebuah rumah kost dari sinilah di mulai banyak kejadian lucu salah satunya adalah mereka berdua mulai berteman dengan dua sahabat yang lainnya yaitu Poltak(Nanu) dan juga Sanwani (Kasino). Film yang mempunyai konflik yang lucu ini pada saat itu berhasil menyedot 400.816 penonton. Angka yang sangat fantastis di saat itu di kala perfilman indonesia sedang naik-naiknya. 

Benyamin Biang Kerok (1972)

Siapa dari anda yang tidak mengetahui Benyamin ? Pasti semua orang mengenal belau dan juga karya-karya filmnya. Film Benyamin Biang Kerok ini adalah sebuah film yang dirilis pada tahun 1972 disutradarai oleh Nawi Ismail. Film ini dibintangi oleh Benyamin S dan juga Ida Royani saat itu sebagai peran utamanya. Ceritanya adalah Benyamin sebagai Pengki yang pada saat itu berprofesi sebagai sopir selalu mengerjai majikannya Johan (A Hamid Arief) dan juga istri serta mertuanya. Di Film tersebut juga diceritakan dengan sangat liciknya Ia menjual bensin mobil dan juga bilang jika tuan besarnya merayu gadis-gadis cantik. Hal yang menggelitik di film ini adalah Pengki yang selalu lolos dari ulahnya meski telah banyak merugikan orang lain. Hal yang juga tidak kalah lucu adalah ketika dua gadis yang sama-sama dikencaninya datang ke rumah majikannya yang sebelumnya di akui bahwa rumah tersebut adalah rumahnya. Maka tamatlah riwayatnya sebagai sopir Ia pun langsung dipecat oleh pemiliknya. 

Ratu Amplop (1974)

Film komedi selanjutnya yang dirilis pada tahun 1974 yaitu Ratu Amplop film yang juga disutradarai oleh Nawi Ismail ini di bintangi juga oleh Benyamin S dan juga Ratmi. Diceritakan pada saat itu Beni (Benyamin S) sudah lama berpacaran dengan Ida tetapi Beni malah terpikat kepada Ratmi yang pada saat itu berhasil meraih gelar ratu. 

Kejarlah Daku Kau Kutangkap (1986)

Film ini juga dianggap salah sebagai salah satu film komedi yang cukup sukses di indonesia. Dengan akting cemerlang dan juga di alog yang apik juga cerdas yang mampu mengundang gelak tawa. Tidak hanya itu film ini juga masuk menjadi salah satu film terlaris di urutan ke lima di jakarta pada tahun 1986. Dan tidak hanya itu kesuksesan film ini pun dibuat ulang menjadi sebuah sinetron pada tahun 2002. 

Gengsi Dong (1980)

Film-film yang dimainkan oleh Warkop DKI memang selalu jadi film komedi yang laris, sama halnya seperti film komedi yang lainya film ini juga disutradarai oleh Nawi Ismail. Dengan adanya tambahan artis pendukung saat itu seperti Camelia Malik dan juba Zainal Abidin. Film yang dirilis tahun 1980 ini menarik banyak sekali minat penonton. Bahkan kita masih bisa menonton film ini yang sesekali ditayangkan di stasiun TV.

Dongkrak Antik (1982)

Film ini juga masuk kesalah satu film legendary indonesia. Karena Dongkrak Antik merupakan film kedua dari Warkop DKI. Film yang pada saat itu disutradarai oleh Arizal di tahun 1982 dibesut oleh PT Parkit Film yang dimiliki oleh Raam Punjabi setelah film sebelumnya sangat buming yang berjudul Pintar Pintar Bodoh.

Chips (1982)

Film yang merupakan singkatan dari Cara Hebat Ikut Penanggulangan Sosial) merupakan salah satu film komedi indonesia yang diproduksi pada tahun 1982. Film yang saat itu disutradarai oleh Iksan Lahardi dan juga dibintangi oleh Dono, Kasino, Indro ini, tidak lain adalah anggota dari Warkop DKI. Salah satu film klasik Warkop DKI yang juga terinspirasi dari sebuah serial TV di Amerika dengan judul yang sama yaitu CHIPS dengan kepanjangan California Highway Patrols.Film tersebut juga terkenal di erah media pada tahun 80an. Dalam film tersebut diceritakan bahwa trio Dono, Kasino,Indro yang pada saat itu di film memerankan petugas pelayananan masyarakat partikelir(swasta) khusus di dalam bidang keamanan dan juga ketertiban. Film ini juga dibintangi oleh Panji Anom yang memerankan Chips dan juga Sherly Malinton yang merupakan kekasih Dono di film tersebut. 

Pintar-Pintar Bodoh (1980)

Selanjutnya yaitu adalah film Pintar-pintar bodoh yang juga dibintangi oleh Warkop DKI film yang pada saat itu diproduksi pada tahun 1980 menjadi salah satu besutan PT Parkit Film milik Raam Punjabi. Film yang disutradarai oleh Arizal ini saking suksesnya pada saat itu film tersebut berhasil mendapatkan piala Antemas dan juga di nobata menjadi film terlaris oleh rekor MURI indonesia. Dimana film ini berkisah tentang Dono, Kasino, Indro dan jug Dorman yang pada saat itu membuka sebuah kantor detektif. Namu di antara mereka muncul ketidak sepahaman dan pada akhirnya pun persahabatan mereka terbelah menjadi dua kubu yaitu kubu Kasino-Dono dan juga  Kubu Indro-Dorman. Diceritakan dalam film ini keuda kubu tersebut bersaing untuk menjadi detektif terbaik. 

Jodoh Boleh Diatur (1988)

Film komedi yang diproduksi pada tahun 1988 ini disutradarai oleh Ami Prijoo juga dibintangi oleh Warkop DKI, Ira wibowo dan juga Nia Zukanaen pada saat itu diceritakan Dono dan yang lainya berencana mencari pacar dengan cara lewat biro jodoh. 

Lupa Aturan Main (1991)

Film terakhir yang sudah hampir masuk ke era 90 an merupakan film drama komedi indonesia yang pada saat itu disutradarai oleh Tjut Djalil dan juga dibintangi oleh Warkop DKI, Fortunella. Eva Arnaz dan Baby Valenta Duarte. Film ini menceritakan tentang sebuah rumah yang ditempati oleh Dono,Kasino,Indro, Soffia (Eva Arnza) dan juga Donna (Fortunella) akan kedatangan seorang penyanyi cantik. Namun pada saat Donna berkunjung malah terjadi hal yang membuat donna menjadi heboh semua tersebut diakibatkan oleh ulah perampok bergigi tonggos (Diding Boneng). Kejadian kocak pun mewarnai setiap jalanya film belum lagi soal perampok yang gemar memakan onde-onde kelucuan di film ini. 

Itulah beberapa film komedi yang terkenal di era 80 an, bahkan film-film tersebut masih sering di putar di TV hingga kini. Kelucuan dari film-film tersebut abadi dan melekat di hati setiap orang indonesia. Semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan anda tentang perfilman di indonesia. Terimakasih.

Posted in Komedi 80-anTagged Aktris '80an, Komedi Tahun 80-an, Warkop DKI

Categories

  • Entertainment 80-an
  • Komedi 80-an
  • Main

Recent Posts

  • Film Penuh Kenangan di Tahun 80’an
  • Melihat Tampilan Aktor Tahun 80 Dulu dan Sekarang
  • Fakta Warkop DKI yang Anda Tidak Ketahui
  • Alasan Sinetron Si Doel Begitu Melekat di Hati
  • Acara TVRI yang Dulu Jadi Tontonan Favorit

Tags

Aktor 80'an Aktris '80an anime 80an Film '80an Hiburan kartun 80 an Komedi Tahun 80-an Lydia Kandou Meriam Bellina Permainan seru Permainan tradisional Serial TV Warkop DKI
Powered by Headline WordPress Theme